Thursday, December 3, 2009

Happy Birthday Zakky (7)

ayah berjalan dengan langkah sempoyongan, kedua matanya menerawang jauh kedepan. aku berjalan mengekor mengikuti kemana ayah pergi, setelah lama berjalan akhirnya ayah berhenti tepat didepan pintu kamar mayat rumah sakit, disana jenazah kakak aku, arif, disimpan. ayah membuka pintu itu lalu berjalan masuk, aku dengan langkah kecil mengikuti dari belakang, aku bersembunyi dari balik pintu. aku melihat ayah berdiri memandangi jenazah kakak arif yang ditutupi kain putih. sesekali ayah menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, terdengar oleh kedua telingaku ada suara rintihan hati yang menangis yang tertahan dari dalam mulut ayah. aku terpaku,aku juga tak kuasa menahan keadaan seperti ini. aku menghembuskan nafas lalu berlari kesuatu tempat untuk menenangkan diri. disana aku duduk sambil kembali mengingati saat-saat ketika arif masih hidup.
"zakky itu mau jadi ikan" kata arif ketika itu
"benarkah itu ayah?"tanya aku pada saat itu kepada ayah
ayah tersenyum. kemudian tanganku dicubit oleh arif.
"aduh"
"sakit tau"
aku ketika itu langsung menangis. lembaran demi lembaran kenangan tentang arif berputar-putar didalam ubun-ubun kepalaku. cubitan tangan kakak arif seperti masih terasa hingga kini, aku memegangi tanganku yang dulu pernah dicubit oleh kakak arif. aku menangis, butiran air mataku membasahi tanganku. aku lalu berkata dengan menahan isak tangis yang meburu " kakak arif,cubit aku lagi...kalo kakak arif tidak ada lalu siapa yang akan mencubit tangan aku..aku rindu cubitan kakak...aku ingin bersama kakak arif yang nakal itu..aku ingin ada kakak arif hari ini...kakak arif...zakky..zakky benar-benar sayang sama kakak arif..zakky tidak bohong tau...zakky serius tau...zakky merindukan kakak arif...kakak arif..kakak arif..kakak arif" aku menangis sekuat-kuatnya. dari kejauhan ayah melihatku, ayah lalu datang langsung memeluk aku. aku menangis dalam pelukan ayah. ayah memelukku dengan sangat erat.
***
"hasil pemeriksaan sementara..isteri anda mengalami komplikasi yang cukup parah...menurut hasil pemeriksaan kami..isteri anda keguguran..ia tengah hamil dua bulan..ditambah lagi ia memiliki penyakit jantung yang sangat kronis...isteri anda juga memiliki penyakit leukemia stadium 2" kata dokter faisal
ayah terdiam, mulutnya bergetar " isteriku hamil dua bulan" antara percaya dan tidak ayah tertawa sendiri lalu ayah berkata lagi" dan isteriku keguguran,dan itu berarti dua nyawa telah pergi, aku ....aku telah kehilangan anak-anakku.." ayah bergetar ketakutan
"isteriku pasti akan baik-baik saja kan dokter?"
dokter itu menggelengkan kepalanya, tampak ada sedikit keraguan diwajah dokter faisal
"peluang untuk hidup hanya 2%...dan itu pun belum pasti...dia tidak bisa bertahan lama"
ayah menarik lengan dokter faisal, digenggamnya erat-erat lengan dokter faisal, jantung ayah berdetak tak beraturan" sembuhkan isteriku dok..aku mohon..aku mohon...berapa pun biayanya akan aku bayar..aku mohon..aku mohon" ayah menangis
"saya hanya manusia biasa, saya akan berusaha menyelamatkan isteri anda...berdoa lah...keputusan akhir hanya tuhan yang menentukan bukan saya..."

aku melihat ayah tampak murung, wajahnya kusam, terlihat ada garis lelah yang terbentang diwajah ayah. besok adalah hari pemakaman kakak arif, aku tahu ayah sangat sedih sekali. keadaan ibu tak pasti, entah baik atau tidak.

tepat pada jam11 malam aku dibangunkan oleh ayah, aku dibawa kekamar ibu, aku melihat ibu sedang berusaha mencoba untuk bangkit sambil dibantu oleh ayah, ibu tampak kurus sekali. wajah ibu tak berwarna, pucat pasi tetapi aku menemukan seulas senyuman hangat mengembang diwajahnya. ibu memeluk aku dengan lembutnya,ibu mengsusap kepala aku.
"zakky anak ibu yang tersayang, zakky anak ibu yang tersayang, zakky tampak kurus sekali, sudah makan belum sih?"
"sudah bu"
ibu tersenyum hangat sekali, sinar matanya mengalahkan rasa kantuk yang merayap didalam mataku. sinar mata ibu seolah memberikan semangat yang begitu besar tetapi mengapa aku merasakan bahwa sinar ini tak akan pernah lagi bisa aku lihat..sinar mata ibu..aku mencoba menatap mata ibu lebih dalam..mata ibu seolah berbicara sesuatu yang tak aku fahami.
"sekarang sudah malam, zakky tidur lah..zakky tidak boleh tidur lewat..zakky harus cepat-cepat tidur" aku menguap berkali-kali, ayah membawa aku kekamar untuk tidur.
setelah aku tidur ayah kembali kekamar ibu, disana ayah dan ibu bercakap-cakap.
"kenapa ibu tidak bilang sama ayah bahwa ibu sedang hamil 2 bulan, kalo ayah tahu ibu dalam keadaan seperti ini tentu ayah akan membatalkan jalan-jalan itu."
"ibu ingin memberi kejutan untuk zakky, arif dan ayah...ibu sedang menunggu waktu yang tepat untuk bicara kepada kalian...ya sudahlah semua sudah terjadi."
ayah memeluk ibu, mencium kening dan pipi ibu
"ayah takut sekali..ayah sangat takut sekali...berjanjilah untuk tetap hidup untuku dan untuk zakky....ayah tidak mau kehilangan ibu" ibu menutup mulut ayah dengan jari-jemarinya
"siapa bilang ibu akan meninggalkan ayah dan zakky. ibu akan selalu berada bersama kalian"
ayah membenamkan wajahnya didalam jari-jemari ibu.
malam semakin larut, angin berhembus perlahan..daun yang kering berjatuhan dari dahan pohon.

***
ayah berlari-lari sambil berteriak memangil dokter, dua suster langsung bergerak maju kemar ibu. " isteri anda sudah meninggal" bagai mendengar halilintar disiang bolong. ayah bergeter begitu mendengar kata-kata kedua suster itu, ayah berjalan menuju tubuh ibu yang kaku. " kata ibu..ibu tidak akan meninggalkan ayah..kata ibu...ibu tidak akan meninggalkan zakky...ayah mencintai ibu...cintaku padamu begitu luas dan dalam tetapi mengapa ibu pergi...ayah ingin ikut..ayah ingin ikut...tapi..tapi bagaimana dengan zakky..bagaimana dengan zakky...bagaimana caranya untuk memberi tahu bahwa ibu pergi selamanya kepada zakky.................jawab isteriku..ayo jawablah..jawab...jawab..jawab" ayah mengguncang-guncangkan tubuh ibu, tapi ibu tetap saja membisu.
kedua suster itu membawa jenazah ibu kedalam ruangan zenajah, kebetulan disana juga ada zenajah kakak arif yang siap untuk dikebumikan.
ayah sangat sedih sekali, terlebih aku..begitu tahu bahwa ibu pergi untuk selamanya.
air mata seolah tiada henti-hentinya membasahi kedua pipiku...hidup ayah berantakan begitu juga aku.

hari itu juga ibu dan arif dimakamkan, dua orang yang tercinta akan segera dimakamkan. ayah memeluk aku tanpa ada sepatah kata yang terucap, aku mencoba untuk tegar dan kuat. untunglah dihari pemakan itu aku tidak menangis. aku diam dan ayah pun diam. tak ada kata cuma nafas kebekuan yang tercium oleh rasa yang berduka.

setelah ibu dan arif meninggal, cuma aku dan ayah saja yang masih tersisa dirumah ini. rumah yang penuh dengan kenangan manis. ah..aku mendesah kebimbangan karena sukma ini bergetar tiada henti.. dinding-dinding kamar dan seluruh ruangan seolah bercerita tentang suatu masa dimasa lalu..aku dan ayah mulai berantakan..semanjak saat itu ayah menjadi seorang yang pendiam..ayah hanya berkata beberapa patah kata saja..ayah selalu pergi..ayah selalu menyendiri..ayah selalu bekerja dengan kuatnya..mungkin bagi ayah dengan cara seperti itu ayah bisa melupakan segala kenangan yang ada dan yang masih tersisa.

aku? aku mencoba menjadi zakky..zakky yang tak lagi harus menangis..zakky yang tak lagi mendapat ciuman dipipi oleh ayah dan ibu. aku membuka gorden kaca jendela, aku melihat hujan turun dengan amat derasnya. segumpalan kabut menyebar membentuk ornamen bias yang tak biasa. disetiap malam aku menangis, aku selalu memergoki ayah pulang malam hari dalam keadaan mabuk berat. hidup ayah benar-benar berantakan tanpa ibu dan arif. hujan terus saja turun.


by: jiki ramdani

2 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Okay Jiki, ceritanya oke bgt khususnya dalam pendeskripsian setting da keadaan manusianya. Udah bagus, tapi ada penulisan kata yg masih belum memenuhi standar EYD diantaranya: setelah titik huruf pertama harus kapital, huruf utk nama pertama orang harus besar Zakky, Arif. Kata keterangan yg menunjukkan tempat harus dipisah cth: penulisan ke depan, di depan, di sana, ke suatu, mengingat bukan mengingati, di dalam, di wajah, Tuhan "T" harus ditulis kapital. Selebihnya semua okay, cuma teknik penulisan aja, tapi tenang editor yg akan mengubah itu.
    Ok JIki?
    Karya2 lo keren bgt,....

    ReplyDelete